TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump menampik ada gesekan antara pejabat keamanannya terkait kebijakan luar negeri terhadap Iran.
Donald Trump mengatakan mendukung penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.
Donald Trump menyebut laporan keretakan sebagai "omong kosong" karena telah memberitakan dia memiliki perbedaan pendapat dengan penasihatnya yang khawatir bisa memancing perang dengan Iran.
Baca juga: Trump Salahkan Penasehatnya Arahkan AS Perang dengan Iran
Media AS melaporkan pada hari Kamis, mengutip pejabat AS, Donald Trump mengatakan kepada Menteri Pertahanan Sementara Patrick Shanahan bahwa dia tidak ingin terlibat perang dengan Iran.
"Mereka (media) memberitakan saya marah kepada orang-orang saya. Saya tidak marah dengan orang-orang saya. Saya membuat keputusan saya sendiri. Mike Pompeo melakukan pekerjaan hebat. Bolton melakukan pekerjaan hebat," tukas Trump di Washington, seperti dikutip dari Reuters, 18 Mei 2019.
Baca juga: Ditekan Amerika Serikat, Iran Masih Belum Mau Dialog
Selama kampanye presiden 2016 Trump berjanji untuk menghindari konflik di luar negeri, setelah ia menyebut perang di Afganistan dan Irak sebagai perang yang mahal.
Namun dia juga mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi kepentingan AS di luar negeri. Penempatan gugus tempur kapal induk AS baru-baru ini telah meningkatkan ketegangan di wilayah Teluk dan memicu konflik bersenjata yang siap meledak.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton mengikuti rapat dengar perintah Presiden Donald Trump di sebuah ruangan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. (AP Photo/Susan Walsh)
Trump telah menyetujui sanksi terhadap Iran yang bertujuan melumpuhkan ekonomi Iran dan memaksa para pemimpin Iran ke meja perundingan.
Amerika Serikat ingin Iran menghentikan program-program rudal nuklir dan balistiknya, dan menghentikan kegiatan-kegiatan lain yang diyakininya menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah.
Pompeo menjabarkan daftar panjang tuntutan terhadap Iran setahun yang lalu yang menurut para kritikus di dalam dan di luar Teheran menunjukkan dia mendorong perubahan rezim.
Baca juga: Parlemen AS: Tidak Ada Perang dengan Iran Tanpa Seizin Kongres
John Bolton memiliki reputasi panjang sebagai orang yang percaya Amerika Serikat perlu bersikap keras terhadap Iran dan telah mendorong garis keras di dalam pemerintahan sejak bergabung dengan Gedung Putih lebih dari setahun yang lalu.
Sementara ia bersikap keras terhadap Iran, Trump mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa ia terkadang harus marah kepada Bolton.
"Kami semua frustrasi dengan gagasan ini bahwa kami semakin membuat ketegangan meningkat, bahwa kami sedang mencari konflik," kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump, yang tidak bersedia disebutkan namanya.
"Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran. Kami mencari eskalasi," katanya.
Baca juga: Iran Siap Melawan AS dan Sekutunya jika Berperang
Pejabat itu ditanyai tentang gagasan Bolton dan Pompeo yang berusaha "menggiring" Trump di jalur perang.
"Menggiring Trump ke jalan apa pun adalah strategi yang tidak berhasil. Ada banyak saksi mata untuk itu," kata pejabat itu.
Pandangan Bolton tentang Iran didokumentasikan dengan baik, kata pejabat itu, tetapi menekankan, "Dia tidak memiliki ilusi. Dia melayani presiden dan dia menerima pekerjaan ini karena dia percaya pada kebijakan presiden, dan dia melaksanakannya."
Adapun itikad Trump untuk berunding dengan Iran disinyalir tidak berhasil dan tidak ada indikasi dari Iran bahwa mereka siap untuk berdialog, kata pejabat tersebut.
Intelijen AS menunjukkan aktivitas yang meningkat oleh Iran atau proksinya, yang dianggap para pejabat AS sebagai ancaman terhadap sasaran Amerika di Timur Tengah.